Budidaya Tanaman Mahkota Dewa

Mahkota dewa dahulu hanya populer sebagai tanaman penenduh taman saja. Namun dewasa ini, mahkota dewa lebih populer dikenal sebagai tanaman obat yang memiliki beragam khasiat melawan penyakit. Mahkota dewa memang mengandung berbagai senyawa aktif yang bermanfaat bagi tubuh. Tidak mengherankan jika kemudian banyak orang yang merasakan khasiatnya yang nyata. Saat ini, permintaan terhadap buah dan daun mahkota dewa cukup tinggi. Bagi mereka yang jeli melihat peluang usaha, tentu celah ini bisa menjadi titik potensial yang menguntungkan. Budidaya mahkota dewamemang cukup menarik untuk dikembangkan lebih lanjut. 

Tertarik?


Vegetatif Dan Generatif

Jika Anda berminat membudidayakan mahkota dewa, penting untuk diketahui bahwa tanaman perdu tersebut merupakan tumbuhan yang bisa berkembang subur di dataran rendah dan dataran dengan ketinggian maksimal 1200 meter dari dasar laut. Oleh sebab itu, pastikan tempat Anda berada pada kualifikasi tersebut. Pada dasarnya budidaya tanaman mahkota dewa sangat mudah. 

Bisa dengan cara vegetatif maupun generatif. Dengan cara generatif, artinya budidaya mahkota dewa memanfaatkan bibit berupa biji buah mahkota dewa itu sendiri. Sedangkan dengan cara vegetatif, artinya dengan cara mencangkok bagian pohon mahkota dewa. Secara umum, yang paling banyak digunakan adalah cara yang pertama yakni melalui bibit biji. Namun mengingat cangkokan lebih cepat berbuah, tak jarang juga yang memilih cara vegetatif. Medium tanam mahkota dewa bisa di pot maupun ditanam secara langsung di tanah. Namun, pilihan terbaik mungkin ditanam langsung mengingat akarnya yang tunggang.

Memilih Bibit

Jika Anda memilih cara vegetatif, maka langkahnya cukup sederhana. Pilihlah pohon yang hendak dicangkok. Dalam memilih pohon, perhatikan tempilan pohon, intensitasnya dalam berbuah dan hal lainnya. Sama halnya jika Anda memilih cara generatif, bibit penting untuk diseleksi. Sebab bibit yang baik pasti akan memberikan hasil yang juga baik. Mengingat tamanan mahkota dewa tidak memiliki siklus musim dalam berbuah, maka bibit terbaik adalah tanaman yang berbuah lebih produktif dan memiliki kualitas buah yang lebih baik.

Pengolahan Tanah, Penanaman, Pemupukan

Setelah bibit tersedia, hal lain yang penting diperhatikan adalah pengolahan medium tanam. Sebelum menanam bibit, perhatikan kesuburan tanah. Ada baiknya digemburkan terlebih dahulu dengan cara diberi pupuk dasar. Selain tanah, lubang tanam juga penting untuk diperhatikan jika Anda memilih cara generatif. Penting untuk membiarkan lubang tanam terbuka selama seminggu agar terkena udara luar dan terpapar sinar matahari.

Setelah bibit dan medium tanam telah siap, selanjutnya adalah langkah penanaman. Sebenarnya, hal yang paling menguntungkan dari budidaya mahkota dewa adalah tidak adanya siklus musim baik itu tanam maupun berbuah. Jadi tidak ada waktu khusus jika ingin menanam mahkota dewa. Setelah proses penanaman, yang perlu Anda perhatikan selanjutnya adalah pemeliharaan berupa pemupukan, penyiraman, dan penyiangan dari gulma dan juga pembasmian hama.

Penyiraman,Pemupukan, Penyiangan

Dalam budidaya mahkota dewa, penting untuk memperhatikan perawatan seperti pemupukan. Pada dasarnya, pupuk yang dianjurkan adalah pupuk organik berbahan alami. Anorganik tidak dianjurkan sebab residu kimianya akan mempengaruhi buah padahal buah mahkota dewa merupakan bahan obat herbal. Tentu kandungan kimia akan mempengaruhi kualitas pengobatan. Hal lain yang penting adalah proses penyiraman. Selama hidupnya, tanaman mahkota dewa digolongkan sebagai tanaman yang konsumsi airnya cukup tinggi. Selain itu, penting juga untuk memperhatikan masalah hama juga gulma. Lakukan proses penyiangan secara frekuentif untuk melawan gulma sepanjang tahun. Sedangkan untuk hama, umumnya yang sering menyerang mahkota dewa adalah belalang, ulat buah, dan juga kutu putih. Pakailah pestisida organik untuk mengusir hama tersebut.

Panen

Langkah terakhir dalam proses budidaya mahkota dewa adalah masa panen. Buah mahkota dewa yang siap panen berwarna merah terang dan memiliki bau manis layaknya gula pasir. Setelah dipetik, untuk meningkatkan nilai jual, Anda bisa melakukan beberapa proses seperti penyortiran, pencucian, pemotongan daging buah, pengeringan dan lain-lain. Namun, dalam kondisi tertentu, Anda juga bisa menjual buah mahkota dewa dalam keadaan segar.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Jenis-jenis Pandan