Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tanah

Media Tanam Dari Bahan Organik

Gambar
Bahan Anorganik berupa bahan bahan dengan kandungan unsur mineral tinggi dan berasal dari proses pelapukan batuan induk yang ada di dalam bumi. Proses pelapukan tersebut bisa diakibatkan oleh berbagai sebab, yaitu pelapukan secara fisik, biologi-mekanik, maupun kimiawi. Media tanam dari bahan anorganik biasanya tidak dapat berdiri sendiri dalam arti harus dipadukan dengan media tanam dari bahan organik. Apa saja bahan bahan yang bisa dipergunakan sebagai media tanam dari bahan anorganik ini. Beberapa jenis bahan anorganik yang biasa dijadikan sebagai media tanam adalah kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah liat, gel, pasir, vermikulit, dan perlit. Masing masing dari contoh media tanam anorganik ini memiliki fungsi dan kegunaan berbeda beda. Berikut penjelasannya. Pecahan Batu Bata Pecahan batu bata juga dapat dijadikan alternatif sebagai media tanam. Seperti halnya bahan anorganik lainnya, media jenis ini juga berfungsi untuk melekatkan akar. Sebaiknya, ukuran batu-...

Jenis-jenis Media Tanaman

Gambar
Media tanam merupakan komponen utama ketika akan bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin ditanam. Menentukan media tanam yang tepat dan standar untuk jenis tanaman yang berbeda habitat asalnya merupakan hal yang sulit. Hal ini dikarenakan setiap daerah memiliki kelembapan dan kecepatan angin yang berbeda. Secara umum, media tanam harus dapat menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan dapat menahan ketersediaan unsur hara. Jenis media tanam yang digunakan pada setiap daerah tidak selalu sama. Di Asia Tenggara, misalnya, sejak tahun 1940 menggunakan media tanam berupa pecahan batu bata, arang, sabut kelapa, kulit kelapa, atau batang pakis. Bahan-bahan tersebut juga tidak hanya digunakan secara tunggal, tetapi bisa dikombinasikan antara bahan satu dengan lainnya. Misalnya, pakis dan arang dicampur dengan perbandingan tertentu hingga menjadi media tanam baru. Pakis juga bisa dicampur dengan p...

Manfaat Lahan Gambut Untuk Tanaman Air

Gambar
Peneliti Ekologi dan Lingkungan Gambut Universitas Riau Haris Gunawan mengatakan masyarakat di daerah gambut dapat memanfaatkan lahan untuk tanaman komoditas berair seperti sagu untuk menghindari kebakaran hutan dan lahan. "Jika lahan gambut ingin diintensifkan untuk komoditas maka pilih tanaman yang bisa hidup di tempat berair seperti sagu. Hal itu dapat memberi manfaat ekonomis dan juga mencegah kebakaran hutan," kata Haris di Pulau Tebing Tinggi Timur, Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, Kamis. Menurut Haris, tanaman sagu membutuhkan gambut basah agar menghasilkan produk yang berkualitas baik. Dengan kondisi tingkat air yang tinggi, maka hal itu juga dapat menahan kebakaran di lahan gambut. Haris mengatakan sebagian besar lahan gambut yang terbakar di Provinsi Riau diakibatkan oleh keringnya lahan di kawasan tersebut akibat pembuatan kanal oleh beberapa perusahaan. "Pembuatan kanal dimaksudkan untuk mengeringkan air di lahan gambut sehingga mudah te...

Sifat Tanah Gambut

Gambar
Sifat tanah gambut berbeda dengan tanah mineral lainya dan untuk menanam atau membuka lahan seperti ini memerlukan tindakan pengelolaan khusus.  Sifat tanah gambut antara lain: Kandungan bahan organik yang tinggi karena tanah berasal dari sisa tanaman mati dalam keadaan penggenangan permanen Berat isipada (bulk density) sangat rendah sehingga dalam keadaan kering konsistensinya sangat lepas Kadar hara makro tidak seimbang Kadar hara mikro sangat rendah Daya menahan air sangat besar dan jika mengalami kekeringan, tanah mengalami pengerutan (irreversible shrinkage) Jika dilakukan pembuangan air (drainase) permukaan tanah akan mengalami penurunan (soil subsidence) Jenis Tanah Gambut : Gambut ombrogi Gambut topogin  Baca juga tentang " Jenis-jenis Tanah " yang terdapat di Indonesia.

Permasalah Tentang Sungai

Gambar
Abstrak Sungai merupakan jalan air alami yang mengalir menuju samudra, danau atau laut, atau kesungai lain yang lebih besar. Sungai merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Air dalam sungai umumnya terkumpul dari presipitasi, seperti hujan,embun, mata air, limpasan bawah tanah, dan di beberapa negara tertentu air sungai juga berasal dari lelehan es / salju. Selain air, sungai juga mengalirkan sedimen dan polutan.kegunaan sungai sangat beragam mulai dari penyedian air minum, sumber irigasi, jalur lalu lintas, dan sumber material. Dengan adanya eksploitasi sumberdaya yang ada disungai, hal ini memungkinkan terjadinya perubahan baik secar bertahap maupun secara langsung. Dalam paper ini akan dibahas tentang permasalahan – permasalahna yang terjadi di daerah sungai, baik terjadi akibat alam maupun akibat perbuatan manusia. Macam – macam permasalahannya antara lain erosi, pencemaran sungai akibat limbah industri maupun sampah, dan pengendapan atau sedimentasi. Pendahu...

Potensi Lahan Gambut Untuk Tanaman Tahunan

Gambar
Potensi dan pengelolaan lahan gambut untuk tanaman tahunan Potensi lahan gambut untuk tanaman tahunan Lahan gambut dengan ketebalan antara 1,4-2 m tergolong sesuai marjinal (kelas kesesuaian S3) untuk beberapa tanaman tahunan seperti karet dan kelapa sawit, sedangkan gambut yang tipis termasuk agak sesuai (kelas kesesuaian S2). Gambut dengan ketebalan 2-3 m tidak sesuai untuk tanaman tahunan kecuali jika ada sisipan/pengkayaan lapisan tanah atau lumpur mineral. Gambut dengan ketebalan >3m diperuntukkan sebagai kawasan konservasi sesuai dengan Keputusan Presiden No. 32/1990. Hal ini disebabkan kondisi lingkungan lahan gambut dalam yang rapuh (fragile) apabila dikonversi menjadi lahan pertanian. Pengelolaan air Reklamasi gambut untuk pertanian tanaman tahunan memerlukan jaringan drainase makro yang dapat mengendalikan tata air dalam satu wilayah dan drainase mikro untuk mengendalikan tata air di tingkat lahan. Sistem drainase yang tepat dan benar sangat diperlukan ...

Penanggulangan Kesuburan Tanah Masam

Gambar
Peningkatan permintaan hasil pertanian senantiasa meningkat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Intensifikasi menjadi metode yang paling banyak digunakan untuk pengembangan pertanian. Seiring dengan permasalahan lingkungan yang timbul dan alih fungsi lahan di daerah-daerah pertanian intensif, pertanian juga di kembangkan di daerah-daerah yang baru (ekstensif). Daerah-daerah baru tersebut seringkali merupakan daerah marginal yang kurang sesuai atau harus diperlakukan terlebih dahulu agar sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Salah satu daerah yang dikembangkan untuk pertanian adalah lahan masam. Tanah masam merupakan tanah yang memiliki pH sangat rendah sehingga seringkali meracuni tanaman secara langsung atau juga menjadikan tanah tidak dapat menyediakan hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Berkaitan dengan hal-hal tersebut, perlu dilakukan pengolahan dan pengelolaan pada tanah masam agar sesuai dengan syarat tumbuh tanaman dan dapat menyediakan hara bagi tanama...

Humus Farming Menjadi Pertanian Organik

Gambar
Humus Farming Menjadi Pertanian Organik Setelah awalnya bernama humus farming, Istilah humus farming kemudian mulai hilang dan tergantikan dengan istilah pertanian organik sekitar tahun 1940 an. Pada saat itu, istilah pertanian organik mulai lebih popular daripada humus farming. Berdasarkan salah satu sumber, istilah “organik” yang digunakan untuk merujuk suatu sistem pertanian berada dalam buku yang berjudul Look to the Land yang ditulis oleh Lord Northbourne dan dipublikasikan pada tahun 1940. Northbourne menggunakan istilah organik untuk lebih mencirikan metode yang digunakan dalam humus farming. Istilah organik lebih digunakan karena dapat mengeneralisir aliran nutrisi dan energi di dalam proses-proses biologi yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Kata atau istilah organik diharapkan mampu menggambarkan proses dan fungsi-fungsi yang bekerja pada makhluk hidup yang menjadi ujung tombak system pertanian yang tidak menggunkan bahan kimia untuk melakukan pemupukan dan...

Pengolahan Lahan Kering Melalui Pompanisasi

Gambar
Pengolahan Lahan Kering Melalui Pompanisasi Potensi lahan kering di Indonesia cukup luas tersebar di pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, Papua, Sulawesi dan Maluku yang sebagian besar belum secara optimal dimanfaatkan oleh masyarakat dan petani. Luas lahan kering di dataran rendah (di bawah 700m dari permukaan laut) yang dimiliki Indonesia ada sekitar 52,83 juta hektar, tetapi yang berpotensi untuk pengembangan tanaman pangan hanya sekitar 5,1 juta hektar. Pada saat ini keadaan iklim di beberapa negara termasuk Indonesia selalu berubah-rubah yang tidak dapat lagi diprediksi secara tetap berdasarkan bulan musim yang siklusnya terjadi secara tetap seperti pada waktu yang lalu. Keadaan ini membuat para petani di lapangan menjadi lebih berhati-hati lagi dalam melaksanakan dan memilih jenis usahatani yang dikelolanya. Seperti diketahui bahwa ketersediaan air secara irigasi teknis, setengah teknis dan irigasi sederhana sangatlah terbatas (di bawah 50%) dari lahan sawah yang ters...

Pengolahan lahan pada Tanaman Cabai pada Musim Hujan

Gambar
Pengolahan lahan pada Tanaman Cabai pada Musim Hujan Langkah-langkah pengolahan lahan untuk tanaman cabai secara intesif pada musim hujan meliputi pembersihan lahan yang akan digunakan utnuk penanaman, pembajakan atau pencangkulan lahan, dan pembuatan bedengan kasar. A. Pembersihan lahan Pembersihan lahan areal penanaman cabai terutama dilakukan terhadap rumput-rumput liar atau gulma yang dapat meningkatkan kelembapan areal kebun. Pembersihan juga dilakukan terhadap tanaman keras lainnya yang dapat menggangu tanaman cabai, terutama yang bisa menghambat sinar matahari. Pembersihan lahan dapat digunakan cara manual dengan tangan atau dengan bulldozer jika lahannya luas dan memiliki banyak tanaman tahunan. Rumput dan tanaman gulma lainnya (kecuali yang berpotensi sebagai inang cendawan atau bakteri dan yang bisa tumbuh menjadi gulma, seperti rumput teki dan pisang) bisa dibiarkan menumpuk di lahan atau dibakar. Bekas tanaman keras atau batu-batu harus disingkirkan agar tida...

Teknologi Pemupukan dan Pemanfaatan Bahan Organik di Lahan Rawa

Gambar
Teknologi Pemupukan dan Pemanfaatan Bahan Organik di Lahan Rawa Pemupukan Pemberian bahan ameliorasi atau bahan pembenah tanah dan pupuk merupakan faktor penting untuk memperbaiki kondisi tanah dan meningkatkan produktivitas lahan rawa. Bahan pembenah tanah tersebut dapat berupa atau dolomit maupun bahan organik atau abu sekam dan serbuk kayu atau limbah pertanian lainnya. Hasil penelitian Anwar dan Noor (1994) dan AIwi (1994), Noor e tal. (1994), Sarwani dan Noor (1993) menunjukk pemberian kapur sebanyak 1-2 t/ha mampu meningkatkan hasil padi,kedelai, jagung dan kacang tanah. Takaran bahan ameliorasi tergantung kepada kondisi lahan terutama pH tanah, kandungan zat beracun, dan kepada tanaman yang akan ditanam. Untuk keperluan praktis, pemberian kapur sebanyak 0,5-3 ton/ha di lahan pasang surut sudah memadai. Salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi pemupukan pada lahan rawa adalah pemberian pupuk disesuaikan ketersediaan hara di dalam tanah dan varietas yang ditan...

Tenknologi Fertigasi Off Season di Lahan Rawa

Gambar
Sebagian lahan rawa khususnya pada musim kemarau mengalami kekurangan air dan air yang tersedia juga mempunyai kualitas sangat jelek. Namun demikian, saat lahan-lahan yang tidak dapat ditanami, lahan rawa mempunyai kesempatan untuk ditanami. Teknologi off season di lahan rawa pasang surut tipe C adalah teknologi pemberian air lahan rawa pasang surut (pH<3) yang telah diperbaiki dengan bahan ameliorant (dolomite dan pupuk) melalui irigasi tetes yang dibantu dengan pipa (selang). Teknologi ini digunakan pada MK II (Juli-September) untuk tanaman musim tersebut kualitas air (pH<3) tidak dapat digunakan untuk mengairi tanaman. Komponen rancangan sistem fertigasi ini terdiri dari penampung air, jaringan pipa utama, jaringan pipa pembagi yang dilengkapi dengan alat pemberi air (emitter). Pemberi air dibuat dengan cara melubangi selang plastik dengan alat pelubang dari besi ukuran 3/16 inci, kemudian pada lubang tersebut dipasang selang plastic ukuran ¼ inci yang dirangkai deng...

Pengertian dan Batasan Lahan Rawa Lebak

Gambar
Secara istilah, rawa lebak berasal dari bahasa jawa lebak yang berarti lembah atau dataran yang rendah. Akan tetapi, secara umum, rawa lebak merupakan suatu daratan yang seriap tahunnya mengalami genangan minimal selama tiga bulan dengan genangan minimal 50 cm. rawa lebak juga disebut dengan istilah rawa pedalaman karena kedudukannya yang menjorok jauh dari muara laut atau sungai. Lahan rawa lebak sendiri adalah rawa lebak yang sudah dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian, perikanan, peternakan, atau segala hal yang sudah mendapat campur tangan manusia.  Pada musim hujan, rawa lebak menjadi tergenang karena mendapat luapan dari sungai besar di sekitarnya, berada pada suatu cekungan dan juga memiliki pengatusan atau drainase yang buruk. Genangan pada rawa lebak biasanya berlangsung stagnan dan akan sangat sulit untuk mengalir. Pada musim kemarau, genangan pada rawa lebak menjadi hilang dan rawa menjadi kering. Pada saat itulah biasanya rawa lebak dimanfaatkan untuk bidang per...

Jenis Tanah dan Pemanfaatan Untuk Pertanian

Gambar
Pada dasarnya, tanah merupakan suatu lapisan yang berada di permukaan bumi, berbentuk padat (tetapi bukan batuan), dengan penyebaran secara horizontal dan vertikal yang berbeda untuk satu daerah dengan daerah yang lainnya. Tanah sangat mendukung berbagai aktivitas kehidupan manusia dan organisme lainnya. dan dapat dikatakan, tanpa adanya tanah, hampir setiap jenis aktivitas kehidupan manusia akan terganggu.  Pengertian tanah bukanlah hal yang baku. Definisi tanah akan berbeda antar satu manusia dengan yang lainnya tergantung oleh profesi dan sejauh mana hubungan manusia tersebut dengan tanah. Bagi seorang ahli ilmu tanah, tanah adalah suatu lapisan bahan alami yang terbentuk akibat adanya pengaruh-pengaruh seperti iklim, organisme, batuan induk, topografi, dan waktu. Adanya perbedaan setiap faktor juga menyebabkan perbedaan jenis dan karakteristik tanah yang dibentuk.  Dalam bidang pertanian, tanah lebih diidentikkan dengan tempat atau media tumbuh tanaman. Hal ini...

Karakteristik Lahan Rawa Lebak

Gambar
Karakteristik Lahan Rawa Lebak Lahan rawa lebak emmpunyai karakter yang khas., yaitu terdapatnya genangan air pada periode waktu yang cukup lama. Air yang menggenang tersebut bukan merupakan akumulasi air pasang, tetapi berasal dari limpasan air permukaan di wilayah tersebut maupun wilayah sekitarnya karena topografinya yang lebih rendah. Berdasarkan genangan airnya, lahan lebak dikelompokan menjadi lebak dangkal, lebak tengahan dan lebak dalam. Lahan lebak dangkal adalah lahan lebak yang genangan airnya kurang dari 50 cm selama kurang dari 3 bulan. Lahan lebak tengahan adalah lahan lebak yang genangan airnya 50-100 cm selama 3-6 bulan sedangkan lebak dalam adalah lahan lebak yang genanangan airnya lebih dari 100 cm selama lebih dari 6 bulan. Berdasarkan lama ketinggian genangan air, lahan rawa lebak dikelompokan mejadi lebak dangkal, lebak tengahan dan lebak dalam. Lebak dangkal dicirikan oleh ketinggian genangan air 50 cm, dengan lama genangan < 3 bulan yang secara ana...

Tanah Grumosol

Gambar
Tanah Grumosol Dalam USDA, grumosol tergolong dalam ordo vertisol. Vertisol merupakan tanah dengan kandungan lempung yang sangat tinggi. Vertisol sangat lekat ketika basah, dan menjadi pecah-pecah ketika kering. Vertisol memiliki keampuan menyerap air yang tinggi dan juga mampu menimpan hara yang dibutuhkan tanaman. Grumosol sendiri merupakan tanah dengan warna kelabu hingga hitam serta memiliki pH netral hingga alkalis. Di Indonesia, jenis tanah ini terbentuk pada tempat-tempat yang tingginya tidak lebih dari 300 m di atas permukaan laut dengan topografi agak bergelombang hingga berbukit, temperatur rata-rata 25oC, curah hujan Grumosol banyak terdapat di Sumatra Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, serta Nusa Tenggara Timur. Grumosol banyak dimanfaatkan untuk pertanian jenis rumput-rumputan atau pohon-pohon jati.