Cara Mudah Pengendalian Ulat Grayak


1. Monitoring atau pemantauan. Setiap waktu kita harus waspada dan paling lama seminggu sekali maspary mengajak rekan-rekan petani untuk mengamati tanaman padi kita. Kiat cari ada hama apa saja pada tanaman kita serta kita amati gejala-gejala serangan hama maupun penyakit yang ada. Dengan pengamatan secara dini otomatis kita akan cepat mendeteksi adanya serangan hama ulat grayak. Kalau kita mengetahui secara awal serangan hama tersebut maka dengan mudah kita bisa mengendalikan hama tersebut. Maksudnya kalau ulat masih kecil (instar I sampai III) itu masih mudah mati dengan insektisida yang murah-murah karena kulitnya masih tipis sehingga bisa dibunuh melalui racun kontak. Seperti bahan aktif : fipronil, betasiflutrin, deltametrin, lamdasihalotrin, alfasipermetrin dll 

2. Kalau serangan belum parah kita bisa melakukan tindakan pengendalian secara mekanik, yaitu mengambili ulat maupun kepompong ulat grayak tersebut. Ulat dan kepompong ulat grayak tersebut bisa kita manfaatkan untuk pakan ayam, lele atau piaraan kita yang lain. Bahkan kalau mau ulat dan kepompong tersebut bisa kita goreng atau dibikin peyek untuk lauk kita. Menurut penelitian yang pernah maspary baca, ulat maupun kepompong mempunyai kandungan protein yang sangat tinggi. 

3. Dengan cara perendaman. Maksudnya kita airi sawah kita agar ulat grayak yang bersembunyi di dalam tanah terendam dan akhirnya mati kehabisan nafas. 

4. Setelah siang kita rendam malamnya kita harus melakukan pemantauan, biasanya si ulat grayak akan keluar. kalau memungkinkan pada malam hari itu juga kita lakukan penyemprotan dengan insektisida. Menurut maspary, Jika ulatnya sudah besar biasanya sangat sulit dikendalikan dengan insektisida. Kita harus pandai-pandai memilih insektisidanya. Saran maspary jika larva ulat grayak sudah gede harus disemprot dengan insektisida yang bekerja sebagai racun perut yang kuat seperti Larvin milik PT.Bayer atau menggunkan Poxim milik PT.Indagro. Bisa juga menggunakan insektisida biologis yang lebih ramah terhadap lingkungan (bacillus thuringiensis). Xenthari, Thurex atau dipel. Karena menurut pengalaman maspary baik itu dipel, xenthari atau thurex merupakan racun perut ulat yang sangat kuat. Atau mungkin rekan-rekan ada alternatif insektisida racun perut yang lain bisa digunakan.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya