Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L)
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L) |
Tanaman kakao (Theobroma cacao L) merupakan
salah satu tanaman perkebunan yang dikembangluaskan dalam rangka peningkatan
sumber devisa negara dari sektor nonmigas. Tanaman kakao tersebut merupakan
salah satu anggota genus Theobrama dari familia Sterculaieeae yang banyak
dibudidayakan, yang secara sistematika mempunyai urutan taksa sebagai berikut :
Divisio :
Spermatophyta
Subdivisio :
Angiospermae
Kelas :
Dicotyledoneae
Ordo :
Malvales
Familia :
Sterculiaceae
Genus :
Theobroma
Spesies :
Theobroma cacao L.
Pada daerah asalnya, kakao merupakan tanaman
kecil di bagian bawah hutan hujan tropis di Amerika Selatan (purseglove, 1968),
tumbuhnya selalu terlindung pohon besar lain (Sunaryo, 1978). Selanjutnya
menyebarkan dengan penyebaran geografis abtara 20 LU – 20 LS, dengan batas
penyebaran yang memberikan keuntungan antara 10 LS dan 10 LU (Sunaryo dan
Situniorang, 1978). Daerah hutan hujan tropis merupakan daerah dengan sifat
ekologi yang paling cocok untuk tanaman kakao (Purseglove, 1968).
Morfologi Tanaman Kakao
Batang dan Cabang
Menurut
Hall (1932 dalam PPKKI, 2010), Tinggi tanaman kakao jika dibudidayakan di
kebun maka tinggi tanaman kakao umur 3 tahun mencapai 1,8 – 3 meter dan pada
umur 12 tahun dapat mencapai 4,5 – 7 meter. Tinggi tanaman tersebut beragam ,
dipengaruhi oleh intensitas naungan dan faktor-faktor tumbuh yang tersedia (Hall
(1932 dalam PPKKI, 2010)
PPKKI
(2010), juga menyatakan bahwa tanaman kakao bersifat dimorfisme, artinya
mempunyai dua bentuk tunas vegetatif. Tunas yang arah pertumbuhannya ke atas
disebut dengan tunas ortotrop atau tunas air (wiwilan atau
chupon), sedangkan tunas yang arah pertumbuhannya ke samping disebut
dengan plagiotrop (cabang kipas atau fan) (PPKKI, 2010)
Tanaman
kakao asal biji, setelah mencapai tinggi 0,9 – 1,5 meter akan berhenti tumbuh
dan membentuk jorket(jorquette). Jorket adalah tempat percabangan dari pola
percabangan ortotrop ke plagiotrop dan khas hanya pada tanaman kakao (Anonymus,
2013)
Daun
Sama
dengan sifat percabangannya, daun kakao juga bersifat dimorfisme. Pada tunas
ortotrop, tangkai daunnya panjang, yaitu 7,5-10 cm sedangkan pada tunas
plagiotrop panjang tangkai daunnya hanya sekitar 2,5 cm (Hall (1932) dalam
PPKI, 2010). Tangkai daun bentuknya silinder dan bersisik halus, bergantung
pada tipenya (Hall (1932) dalam PPKI, 2010).
PPKKI
(2010), juga menjelaskan bahwa salah satu sifat khusus daun kakao yaitu adanya
dua persendian (articulation) yang terletak di pangkal dan ujung tangkai
daunyang membuat daun mapu membuat gerakan untuk menyesuaikan dengan arah
datangnya sinar matahari. Bentuk helai daun bulat memanjang (oblongus), ujung
daun meruncing (acuminatus) dan pangkal daun runcing (acutus). Susunan daun
tulang menyirip dan tulang daun menonjol ke permukaan bawah helai daun. Tepi
daun rata, daging daun tipis tetapi kuat seperti perkamen. Warna daun dewasa
hijau tua bergantung pada kultivarnya. Panjang daun dewasa 30 cm dan lebarnya
10 cm. Permukaan daun licin dan mengkilap (PPKKI, 2010).
Bunga
Tanamankakao bersifat kauliflori. Artinya bunga tumbuh dan berkembang dari bekas
ketiak daun pada batang dan cabang. Tempat tumbuh bunga tersebut semakin lama
semakin membesar dan menebal atau biasa disebut denganbantalan bunga
(cushioll). Bunga kakao mempunyai rumus K5C5A5+5G (5) artinya, bunga
disusun oleh 5 daun kelopak yang bebas satu sama lain, 5 daun mahkota, 10
tangkai sari yang tersusun dalam 2 lingkaran dan masing-masing terdiri dari 5
tangkai sari tetapi hanya 1 lingkaran yang fertil, dan 5 daun buah yang bersatu
(Anonymus, 2013).
Bunga
kakao berwarna putih, ungu atau kemerahan. Warna yang kuat terdapat pada benang
sari dan daun mahkota. Warna bunga ini khas untuk setiap kultivar. Tangkai
bunga kecil tetapi panjang (1-1,5 cm). Daun mahkota panjangnya 6-8 mm, terdiri
atas dua bagian. Bagian pangkal berbentuk seperti kuku binatang (claw) dan
bisanya terdapat dua garis merah. Bagian ujungnya berupa lembaran tipis,
fleksibel, dan berwarna putih (Anonymus, 2013)
Buah dan Biji
Warna
buah kakao sangat beragam, tetapi pada dasarnya hanya ada dua macam warna. Buah
yang ketika muda berwarna hijau atau hijau agak putih jika sudah masak akan
berwarna kuning. Sementara itu, buah yang ketika muda berwarna merah, setelah
masak berwarna jingga (oranye) (Anonymus, 2013).
Kulit
buah memiliki 10 alur dalam dan dangkal yang letaknya berselang-seling. Pada
tipe criollo dan trinitario alur kelihatan jelas. Kulit buahnya tebal tetapi
lunak dan permukaannya kasar. Sebaliknya, pada tipe forasero, permukaan kulit
buah pada umumnya halus (rata), kulitnya tipis, tetapi dan liat. Buah akan
masak setelah berumur enam bulan. Pada saat itu ukurannya beragam, dari panjang
10 hingga 30 cm, pada kultivar dan faktor-faktor lingkungan selama perkembangan
buah (Anonymus, 2013).