Budidaya Tanaman Kacang Hijau

Budidaya Tanaman Kacang Hijau
Budidaya Tanaman Kacang Hijau
Agar dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik, penting memperhatikan dan menggunakan teknik budidaya yang baik dan benar. Berikut ini syarat tumbuh dan langkah-langkah dalam membudidayakan kacang hijau.

1. Syarat Tumbuh

Tanah

Tekstur tanah yang cocok untuk tanaman kacang hijau adalah tanah liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik. Struktur tanah gembur, dengan tingakt keasaman (pH) 5,8 - 7,0 optimal 6,7

Iklim
Untuk dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, kacang hijau menghendaki curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln; dengan temperatur 25- 27 0C dengan kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.

2. Teknis Budidaya

Penyiapan lahan
  • Pada lahan sawah bekas tanaman padi, sebaiknya tidak dilakukan pengolahan tanah (TOT). Penyiapan lahan yang baik dilakukan sebelum tanam. Pengolahan tanah dilakukan dengan memotong tunggul padi sedekat mungkin dengan permukaan tanah. Pada lahan yang masih becek, buatlah saluran drainase.
  • Pada tanah bertekstur ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah. 
  • Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan yang berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm), dibuat petakan 3-4 m. 
  • Tanah tegalan bekas tanaman jagung, kedelai atau padi gogo perlu pengolahan tanah minimal. 
  • Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat menekan pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan struktur tanah.
Penanaman
  • Waktu Tanam
Waktu tanaman sangat menentukan keberhasilan tanaman, bila terlambat akan mengalami kekeringan dan meningkatnya serangan hama penyakit. Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah padi, yang dilakukan maksimal 5 hari setelah panen padi. Sedangkan dilahan tegalan dilakukan pada awal musim hujan.
  • Cara Tanam
Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x 10 cm atau 40 cm x 15 cm, tiap lubang diisi 2 biji. Penanaman juga dapat dilakukan dengan sebar langsung, cara ini dapat dilakukan karena alasan tertentu, misalnya keterbatasan tenaga kerja tanam, dan tanah terlalu becek. Penggunaan mulsa jerami tergantung kondisi lahan, bila lahan terlalu becek maka tidak perlu diberikan mulsa.

Pemupukan
  • Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan, hal ini disebabkan karena kebutuhan tanaman akan pupuk dapat dipenuhi dari sisa pupuk setelah padi..
  • Pada lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK.
  • Pada tanah yang kurang subur dilakukan pemupukan 45 kg Urea + 45 - 90 kg TSP + 50 kg KCL/ha.
  • Penambahan pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang dapat meningkat kapasitas menahan air didalam tanah.
Pengairan

Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbunga dan pembentukan polong. Cara pengairan paling baik adalah dengan irigasi saluran.

Pengendalian gulma

Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak tahan bersaing dengan gulma. Penyiangan secara manual dapat dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu. Sedangkan cara kimia perlu memperhatikan herbisida sebelum tanam (pra tanam) dengan memperhatikan jenis, takaran, dan waktu pemberian. Perpaduan penggunaan herbisida pratanam dengan penyiangan manual pada umur 21 hari dapat memberikan hasil terbaik.

Pengendalian hama dan penyakit
Hama
  • Hama yang sering menyerang adalah Agromyza phaseolli (lalat kacang), Meruca testualitis, Spidoptera sp,Plusia chalsites (ulat) dan kutu trips.
  • Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan varietas unggul yang tahan hama penyakit. Penggunaan pestisida dilakukan apabila serangan hama tidak dapat dikendalikan dengan cara biologi.
Penyakit
  • Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara lain Scierotium rolfsii, Cercospora Canescens (bercak daun).
  • Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit atau dengan menggunakan fungisida.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya