Sifat Fisika Tanah


Sifat fisik tanah adalah sifat tanah yang dilihat dari tektur, struktur, konsistensi tanah, warna tanah, temperatur tanah, tata air (drainase) dan tata udara (aerase) (Abdul Madjid 2007). Penetapan tektur tanah dapat dilakukan secara kualitatif (di lapangan) dan secara kuantitatif (di laboratorium). Metode Kualitatif dengan merasakan tanah diantara ibu jari dan telunjuk kemudian ditekan dan digosok-gosokkan, sedangkan metode kuantitatif dengan pengamatan lebih lanjut di laboratorium (S. Minardi dan Sutopo 2000).

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif tiga golongan besar partikel tanah dalam suatu massa tanah, terutama perbandingan antara fraksi-fraksi lempung (clay) dan fraksi pasir (sand). Golongan partikel tanah diberi nama fraksi tanah. Tekstur tanah berhubungan erat dengan plastisitas, permeabilitas, kekerasan, kemudahan olah, kesuburan dan produktifitas pada daerah-daerah geografis tertentu. Akan tetapi berhubungan dengan adanya variasi yang terdapat dalam sistem mineralogi fraksi tanah, maka belum ada ketentuan umum yang berlaku untuk semua jenis tanah di permukaan bumi (Kartasapoetra 1998).

Konsistensi tanah menunjukkan kekuatan daya kohesi butir-butir tanah, atau daya adhesi butir-butir tanah dengan benda lain. Konsistensi tanah disesuaikan dengan kandungan air tanah (basah, lembab, kering). Dilapangan ditentukan dengan memijit-mijit tanah basah, lembab atau kering diantara jari-jari kita (Anonimd 2010). Tanah basah dipijit dan diamati apakah tanah itu dapat dibuat bentuk-bentuk tertentu, terutama gulungan-gulungan kecil setebal kira-kira 1cm, tanpa retak atau pecah, tanah lembab dipijit diantara ibu jari dan telunjuk lalu diamati apakah agregat-agregat tanah cukup kuat untuk dipecahkan atau gembur. Tanah kering ditentukan dengan mencoba memecahkan atau merumuskan gumpalan kering (S. Minardi dan Sutopo, 2000).

Temperatur tanah adalah merupakan salah satu sifat fisik tanah yang terutama sangat berpengaruh kepada proses-proses yang terjadi didalam tanah seperti pelapukan, penguraian bahan tanah, reaksi-reaksi kimia dan lain-lain dan dapat mempengaruhi langsung pada pertumbuhan tanaman melalui percobaan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikroba, ketersediaan unsur hara tanaman, dan lain-lain (S. Minardi dan Sutopo, 2000).

Menurut Hanafiah (2005) bahwa air merupakan komponen penting dalam tanah yang dapat menguntungkan dan sering pula merugikan.

Beberapa peranan yang menguntungkan dari air dalam tanah adalah:
  • Sebagai pelarut dan pembawa ion-ion hara dari rhizosfer ke dalam akar tanaman.
  • Sebagai agen pemicu pelapukan bahan induk, perkembangan tanah, dan differensi horison. 
  • Sebagai pelarut dan pemicu reaksi kimia dalam penyediaan hara, yaitu dari hara tidak tersedia menjadi hara yang tersedia bagi akar tanaman. 
  • Sebagai penopang aktivitas mikrobia dalam merombak unsur hara yang semula tidak tersedia menjadi tersedia bagi akar tanaman. 
  • Sebagai pembawa oksigen terlarut ke dalam tanah. 
  • Sebagai stabilisator temperatur tanah. 
  • Mempermudah dalam pengolahan tanah.

Selain beberapa peranan yang menguntungkan diatas, air tanah juga menyebabkan beberapa hal yang merugikan, yaitu:

1. mempercepat proses pemiskinan hara dalam tanah akibat proses pencucian (perlin-dian/leaching) yang terjadi secara intensif.

2. mempercepat proses perubahan horizon dalam tanah akibat terjadinya eluviasi dari lapisan tanah atas ke lapisan tanah bawah.

3. kondisi jenuh air menjadikan ruang pori secara keseluruhan terisi air sehingga menghambat aliran udara ke dalam tanah, sehingga mengganggu respirasi dan serapan hara oleh akar tanaman, serta menyebabkan perubahan reaksi tanah dari reaksi aerob menjadi reaksi anaerob (Abdul Madjid 2007).

Pada umumnya warna tanah mempunyai hubungan dengan oksida-besi yang terhidratasi relatif tidak stabil dalam keadaan lembab, maka warna merah biasanya menunjukkan drainase dan aerasi yang baik. Tanah merah sekali biasanya terdapat di permukaan yang cembung (convex) terletak di atas batuan permeabel. Meskipun demikian, ada pula tanah-tanah merah yang berasal dari bahan induknya (Yoga Anung 2012).

Udara tanah sangat penting artinya bagi perbatasan akar tanaman dan kegiatan-kegiatan jasad hidup dalam tanah. Selain untuk pernafasan akar, udara ini perlu untuk pengisapan unsur hara dan air tanah (S. Minardi dan Sutopo, 2000).

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Jenis-jenis Pandan