Bekicot (Achatina sp)

Secara historis diperoleh kepastian bahwa bekicot merupakan hewan yang berasal dari Afrika Timur. Selanjutnya karena mudah berkembang biak, menyebar ke seluruh kawasan dunia, mulai dari kepulauan Bismark di Inggris, Birma, Ceylon (Srilanka), Cina, Hawai, Hongkong, India, Jepang, Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Di negara kita bekicot pertama kali ditemukan tahun 1922 di Buitenzorg (sekarang Bogor) yang masuk melalui Singapura. Pada zaman Jepang bekicot banyak dimanfaatkan di beberapa daerah di negara kita untuk dimakan. Setelah masa kemerdekaan hewan ini sudah tidak dihiraukan lagi. Baru beberapa tahun terakhir ini bekicot mulai ramai lagi dibicarakan karena banyak mendatangkan keuntungan. Akhirnya bermunculanlah pedagang dan peternak bekicot yang semuanya ingin mereguk keuntungan.

Di dalam negeri umumnya bekicot masih dimanfaatkan untuk makanan ternak. Sedangkan di luar negeri seperti Prancis, Jerman, dan Jepang banyak yang memanfaatkan bekicot sebagai makanan. Dari segi protein, bekicot tidak kalah bila dibandingkan dengan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi, telur dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan akan bekicot, negara-negara tersebut perlu mendatangkan dari negara lain termasuk Indonesia. Keadaan seperti ini merupakan angin segar bagi peternak di Indonesia untuk membudidayakan bekicot secara intensif yang nantinya dapat diekspor. Di pasar internasional, sasaran ekspor Indonesia adalah Belanda, Jerman Barat, Kanada, Belgia, Luxemburg, Taiwan, Singapura, Hongkong, Malaysia, Jepang, Amerika Serikat, dan yang terbesar ke negara Escargot yaitu Prancis.

Program pemerintah adalah peningkatan produksi ekspor nonmigas. Oleh karena itu, dalam menunjang kebijaksanaan pemerintah dan juga dukungan terhadap program pembangunan perikanan dan peternakan, perlu diusahakan pola budidaya bekicot yang dapat dikerjakan oleh masyarakat luas dan dapat dijadikan lapangan kerja Baru.

BIOLOGI BEKICOT

A. Klasifikasi dan Identifikasi Bekicot

Bekicot merupakan hewan lunak (moluska) dari kelas Gastropoda yang berarti berjalan dengan perut. Memang , bekicot menggunakan bagian bawah tubuhnya (perut) untuk berjalan. Berbeda dengan jenis keong air yang berinsang, bekicot menggunakan paru-paru untuk bernapas, sehingga bekicot dimasukkan ke dalam ordo Pulmonata. Secara rinci bekicot dikelompokkan ke dalam famili Achatinidae. Dari famili ini ada dua jenis bekicot yang terdapat di Indonesia yaitu Achatina fulica dan Achatina variegata.

Perbedaan kedua jenis bekicot tersebut dapat dilihat secara mudah dari bentuk cangkang dan pola garis cangkang. Achatina fulica bercangkang lebih ramping (runcing) dan pola garis pada cangkangnya tidak terlalu nyata (halus). Sedangkan Achatina variegata berpenampilan lebih bulat (gemuk) dan pola garis cangkangnya lebih tegas berwarna cokelat lenggak-lenggok.

B. Struktur Tubuh Bekicot

Tubuh bekicot secara sederhana dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bagian luar yang keras sebagai rumah disebut pula cangkang dan bagian dalam yang lunak disebut badan.

Cangkang Bekicot

Bekicot bercangkang besar, padat berbentuk piramid (seperti kerucut) dengan spira (lilitan seperti sekrup) dan dasar cangkang yang membulat. Cangkang bekicot yang telah dewasa mempunyai panjang sekitar 10 cm sampai 12 cm, lebar 4-5 cm, dan berat 100-120 gr. Lingkar cangkang mempunyai arah putaran ke kanan.

Fungsi cangkang selain sebagai rumah juga untuk mempertahankan diri dari musuh dan untuk memperkecil penguapan tubuhnya. Sebagian besar penyusun cangkang adalah zat kapur sehingga cangkang tersebut sangat keras. Komposisi cangkang bekicot adalah protein 28 %, serat kasar 1 %, kalsium 25 %, fosfor 0,14 %

Bagian Dalam Bekicot

Badan bekicot bersifat lunak dan ini yang biasanya dimanfaatkan sebagai bahan makanan manusia dan ternak. Tubuh tersebut dapat dijulurkan ke luar cangkang seperti umumnya keong-keong yang lain. Gerakan menjulur tersebut dilakukan dengan bantuan otot columela yang terbentang ke dalam sampai puncak spira. Berikut ini adalah bagian dalam bekicot :
  • Kepala Bekicot
Terdapat di bagian depan tubuh dan dapat dilihat dengan jelas. Ada sebuah mulut yang dilengkapi dengan gigi parut (radula). Bekicot mempunyai dua buah tentakel sebagai alat peraba (perasa yang mudah ditarik ke dalam bila menyentuh sesuatu benda dan mudah digerakkan dari sisi ke sisi sambil mengubah panjangnya. Tentakel ini berguna untuk merasakan perubahan suhu tubuhnya, sebagai petunjuk jalan, dan sebagai petunjuk adanya makanan. Dua tanduk yang lain mempunyai dua buah bintik hitam yang berfungsi sebagai mata untuk membedakan keadaan gelap dan terang.

Di sisi kanan badan, tepat di belakang kepala terdapat lubang kelamin (porus genital). Separuh bagian atas lubang berlaku sebagai vagina sedangkan separuhnya lagi adalah tempat penis keluar.
  • Kaki Bekicot
Bekicot bergerak menggunakan kaki yang melebar yang terdapat di bawah badan. Gerakan ini berupa kontraksi berurutan yang dilakukan oleh otot tubuh. Pada bagian bawah kaki terdapat kelenjar yang dapat mengeluarkan lendir pada saat berjalan. Berkat lendir tersebut bekicot dapat berjalan di atas pisau cukur yang tajam tanpa menderita luka pada tubuhnya. Namun lendir tersebut menjadi bumerang baginya karena di sepanjang tempat yang ia lewati akan terlihat bekas lendir yang mengering berwarna putih mengkilat yang bisa menjadi pertanda bagi musuhnya. Pada tanah yang basah dan lembap lendir tidak akan keluar.

C. Alat pencernaan Bekicot

Alat pencernaan meliputi mulut dengan bibir lebar yang diikuti oleh faring yang berotot. Rahangnya bertanduk di bagian atas dan pada rongga mulut di belakang rahang terdapat gigi parut (radula) yang berbentuk pita melebar dengan 120 baris gigi. Gigi-gigi tersebut tampak menonjol keluar saat bekicot hendak makan. Gerakan gigi ini melintang (transvalis) sehingga menyebabkan gigi selalu siap untuk mengunyah.

Melalui kerongkongan makanan yang telah siap dikunyah masuk ke tembolok untuk disimpan sementara. Selanjutnya makanan mengalami proses pencernaan di lambung. Selesai dicerna makanan masuk ke usus. Di sini terjadi proses penyerapan. Sedangkan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui dubur.

D. Alat Reproduksi Bekicot

Seperti keong berparu-paru pada umumnya, bekicot juga merupakan hewan hermafrodit. Setiap individu mempunyai alat kelamin jantan dan betina yang disebut ovotestis. Warnanya putih atau kekuning-kuningan dan menghasilkan telur atau sperma. Ovotestis ini menempel di samping jaringan hati.

Saluran untuk keluarnya sel kelamin jantan dan betina disebut ductus hermaproditus. Saluran ini mempunyai satu tonjolan yang disebut verticulum. Setelah itu ada saluran spermaviduct yang fungsinya sebagai uterus (rahim) selama pertumbuhan telur.

Spermaviduct bercabang menjadi dua saluran yang hampir sama. Bagian pertama adalah vas deferens yang berlubang sempit dan tidak rata untuk membawa sperma ke penis. Bagian kedua adalah saluran kelamin betina yang ujungnya berakhir pada vagina. Kandung sperma (spermateca) juga berfungsi untuk memberi makan pada sperma dengan cara pergantian kulit ari dindingnya. Lanjutan dari vas deferens adalah penis yang diselubungi oleh sarung penis. Penis bekicot mempunyai panjang 2,5-4 cm yang bersama-sama vagina berakhir pada serambi genetalis dan berakhirnya berupa suatu lubang alat kelamin yang terletak di sebelah kanan bagian belakang tentakel. Bibir lubang ini berwarna putih kekuning-kuningan.

POTENSI BEKICOT

A. Komposisi Bekicot

Bagian tubuh bekicot terdiri atas rumah (cangkang), daging atau kaki dan isi perut. Rumah bekicot berfungsi untuk melindungi tubuh dari penguapan. Daging bekicot merupakan bagian yang bisa dikonsumsi. Sedangkan isi perut bekicot meliputi seluruh saluran pencernaan yang terdiri dari mulut, rongga mulut, tenggorokan, tembolok, lambung, usus dan dubur serta alat-alat tubuh lainnya seperti jantung, hati, limpa, ginjal dan sebagainya.

Komposisi kimia tepung kaki dan perut bekicot rebus (%):
Protein Kasar: 57,08; Lemak: 3,34; Serat Kasar: 2,05; Abu: 13,88; Kalsium: 1,58; Fosfor: 1,48

Komposisi kimia tepung kaki dan perut bekicot mentah (%):
Protein Kasar: 46,03; Lemak: 7,62; Serat Kasar: 2,28; Abu: 11,14; Kalsium: 3,62; Fosfor: 1,61

Kandungan kalsium seluruh bagian yang lunak dari bekicot berkisar antara 1-8%, tergantung kepada derajat pembersihan rumahnya. Di samping itu adanya telur yang terdapat di dalam perut bekicot akan turut mempengaruhi kandungan kalsium tersebut. Bekicot sangat kaya akan protein. Kadar proteinnya berkisar antara 50 - 60%.

B. Asam Amino Daging Bekicot
Dari hasil penelitian, ternyata daging bekicot mengandung asam amino yang sangat diperlukan tubuh. Kandungan asam amino pada bekicot tersebut adalah sebagai berikut:

(Dalam g/100g berat kering)
Asam Amino Esensial :
Isoleusin: 2,64; Leusin: 4,62; Lisin: 4,35; Metionin 1,00; Sistin: 0,60; Fenilalanin: 2,62; Tirosin: 2,44; Treonin: 2,76; Valin: 3,07 .

Bukan Asam Amino Esensial :
Arginin: 4,88; Histidin: 1,43; Alanin: 3,31; Asam aspartat: 5,98; Asam glutamat: 8,16; Glisin: 3,82; Prolin: 2,79; Serin: 2,96.

Dari data di atas ternyata daging bekicot mengandung asam amino lebih tinggi dibanding dengan telur, terutama asam amino esensial (pembatas), seperti Isoleusin, Leusin, Lisin, Metionin, Sitin, Treonin, Triptofan dan Valin. Sifat ini menguntungkan sekali mengingat asam amino pembatas merupakan penentu dari protein yang dapat dimanfaatkan tubuh. Artinya, asam amino dari protein konsumsi yang telah terurai di dalam tubuh akan diserap sebanyak asam amino esensial yang paling rendah.

Dengan demikian pemanfaatan daging bekicot dalam menu sehari-hari secara langsung telah menyumbang asam amino pembatas bagi bahan makanan lain. Lisin di dalam daging bekicot dapat mengatasi masalah keterbatasan Metionin, Triptofan, dan Lisin dalam bahan makanan pokok, seperti beras, jagung, dan sebagian besar jenis umbi-umbian.

Asam amino Sistin dan Tirosin yang terkandung dalam daging bekicot berfungsi untuk membantu sintesa Metionin dan Fenilalanin di dalam tubuh, sehingga dapat melengkapi kekurangan asam amino yang mengandung sulfur, yaitu Sitin dan Metionin pada konsumsi biji-bijian berlemak. Daging bekicot kaya akan vitamin B komplek, terutama vitamin B2. B komplek mempunyai fungsi cukup befarti dalam metabolisme karbohidrat, asam amino, dan asam lemak . Vitamin ini berperan pula dalam proses oksidasi dan reduksi intraseluler, membantu dehidrogenase, aktif dalam enzim asetilase, dan diduga berperan pula dalam penyusunan sel darah merah.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Jenis-jenis Pandan