Pengolahan lahan pada Tanaman Cabai pada Musim Hujan

Pengolahan lahan pada Tanaman Cabai pada Musim Hujan

Langkah-langkah pengolahan lahan untuk tanaman cabai secara intesif pada musim hujan meliputi pembersihan lahan yang akan digunakan utnuk penanaman, pembajakan atau pencangkulan lahan, dan pembuatan bedengan kasar.

A. Pembersihan lahan

Pembersihan lahan areal penanaman cabai terutama dilakukan terhadap rumput-rumput liar atau gulma yang dapat meningkatkan kelembapan areal kebun. Pembersihan juga dilakukan terhadap tanaman keras lainnya yang dapat menggangu tanaman cabai, terutama yang bisa menghambat sinar matahari. Pembersihan lahan dapat digunakan cara manual dengan tangan atau dengan bulldozer jika lahannya luas dan memiliki banyak tanaman tahunan. Rumput dan tanaman gulma lainnya (kecuali yang berpotensi sebagai inang cendawan atau bakteri dan yang bisa tumbuh menjadi gulma, seperti rumput teki dan pisang) bisa dibiarkan menumpuk di lahan atau dibakar. Bekas tanaman keras atau batu-batu harus disingkirkan agar tidak menggangu perakaran tanaman cabai.

B. Pembajakan atau Pencangkulan

Lahan yang sudah selesai dibersihkan bisa langsung dibajak atau dicangkul dengan kedalaman sekitar 30-40 cm. Sewaktu dilakukan pencangkulan ini, rumput dan sisa tanaman lunak yang dibiarkan menumpuk sewaktu dilakukan pembersihan lahan bisa dicampur sekaligus dengan tanah sehingga membusuk dan dapat menjadi pupuk. Tujuan pencangkulan ini adalah untuk membalik tanah dan mengubah struktur tanah yang tadinya padat atau keras menjadi gembur atau remah sehingga akar cabai dapat dengan mudah menembus tanah dan mengambil zat makanan.

C. Pembuatan Bedengan

Tanah yang sudah dicangkul sebaiknya didiamkan terkena sinar matahari selama kurang lebih 2 minggu supaya terjadi pertukaran udara dan bibit penyakit atau hama yang berada di dalam tanah hilang. Setelah dua minggu tanah terjemur, pembuatan bedengan dapat langsung dibuat. Tujuan pembuatan bedengan agar tanaman cabai tidak tergenang air pada musim hujan. Bedengan untuk penanaman pada musim hujan harus dibuat lebar karena pada musim hujan sinar matahari tidak optimal sehingga kondisi kebun akan menjadi lembab. Jarak antar bedeng yang ideal sebaiknya 75-100 cm dengan lajur bedengan menghadap ke arah utara selatan.

Tinggi bedengan minimal 50 cm dan lebar 110-120 cm. Panjang bedengan diusahakan tidak terlalu panjang (rata-rata 10-12 m atau tergantung pada kondisi lahan) untuk mempermudah perawatan dan pembuangan air. Untuk membentuk bedengan yang rapi dan mempermudah pekerjaan, sebelum membuat bedengan sebaiknya dibuat plot-plot dengan menggunakan tali (raffia atau benang kasur) dengan ukuran panjang, lebar, dan tinggi sesuai dengan ukuran yang kita kehendaki. Pembentukan bedengan dilakukan dengan menggunakan cangkul dengan cara menaikkan tanah di luar plot untuk bedengan. Berbarengan dengan pembentukan bedengan ini, pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang atau kompos bisa sekaligus dilakukan.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya