Pengolahan Selai dari Kulit Buah Pala
Tanaman pala merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomis tinggi, karena semua bagian buah pala dapat diolah menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomi tinggi. Biji dan fuli pala kering merupakan dua bentuk komoditas pala di pasar internasional, keduanya dapat diolah menjadi minyak pala yang memberikan nilai tambah. Daging buah pala dapat diolah menjadi berbagai macam produk pangan seperti manisan, sari buah, minuman instan, selai, asinan, dodol, anggur, asam cuka, chutney dan jeli, bahkan kulit buahnyapun dapat diolah menjadi selai. Selai ini dapat digunakan untuk bahan pembuat roti dan kue. Pembuatan selai dari kulit buah pala dapat dilakukan sebagai berikut:
Bahan:
- Buah pala yang yang telah matang dengan tanda berwarna kuning dan bernoda cokelat tua pada kulit luarnya;
- Gula tepung yang berasal dari gula pasir yang putih bersih (Jumlah gula yang ditambahkan hingga kadar gula pada selai 67,5%;
- Pectin;
- Agar-agar;
- Asam (digunakan untuk menurunkan pH bubur buah karena struktur gel hanya terbentuk pada pH rendah). Asam yang dapat digunakan adalah asam sitrat, asam asetat dan cairan asam dari perasan jeruk nipis.
Peralatan:
Pisau dan landasannya, baskom,penggiling kulit buah (blender atau mesin penggiling), wadah pemasak bubur, kompor, tungku, botol kaca, kantong plastic, alat pemasang segel plastic, segel plastic, timbangan.
Cara Pembuatan:
- Lapisan terluar dari kulit buah dikupas tipis-tipis, kemudian kulit buah dicincang atau diiris kecil-kecil dan secepat mungkin direndam dalam larutan natrium bisulfit hangat (suhu 70°-80°C) selama 20 menit.
- Setelah itu bahan diiriskan, dan segera digiling atau diblender sampai halus dengan penambahan air, yaitu setiap 1 kg bahan ditambah dengan 0.5 liter air, sehingga menjadi bubur kulit pala.
- Bubur kulit pala dicampur dengan gula pasir halus dan pectin atau tepung agar dengan perbandingan 1 kg bubur kulit : 1 kg gula : 10 gram pektin atau agar, kemudian diaduk sampai semua gula larut. Pengadukan dapat digunakan mixer;
- Bubur dipanaskan sampai mendidih, mula-mula menggunakan api besar dan setelah mendidih api dikecilkan untuk menjaga agar bubur tetap mendidih. Pengadukan dilakukan terus menerus selama bubur mendidih.
- Ketika bubur mendidih, tambahkan asam dan pengawet, dengan ukuran setiap 1 kg kulit pala ditambah dengan 6 gram asam sitrat atau 5 ml asam asetat 25%, dan 2 gram asam benzoate. Setelah bubur mendidih selama 10 menit, api dikecilkan untuk menjaga bubur tetap panas. Hasil yang diperoleh disebut dengan selai kulit pala.
Pengemasan:
- Botol kaca yang bersih direndam di dalam air yang mengandung kaporit 5-10 ppm (5 sampai 10 gram kaporit per 1 m3 air) selama 30 menit di dalam wadah tahan karat. Botol disusun dalam rendaman tersebut dalam posisi terbalik. Setelah itu wadah yang berisi rendaman botol direbus sampai mendidih. Setelah mendidih api dikecilkan untuk mempertahankan agar air perebus tetap panas. Kondisi ini dipertahankan selama pengemasan.
- Sementara itu , tutup botol direbus di dalam air mendidih lain. Selama pengemasan, tutup botol harus tetap berada pada air mendidih.
- Kemudian botol dikeluarkan dari air mendidih dalam keadaan terbalik dengan menggunakan penjepit. Selai panas segera dituangkan ke dalam botol. Botol diisi hanya sampai 1 cm di bawah mulut botol.
- Setelah itu tutup botol yang sedang direbus segera diangkat, dan dipasangkan pada mulut botol dengan kuat dan rapat. Label dipasangkan pada bagian luar botol.
- Botol disarungkan ke dalam kantong plastic penyegel. Setelah itu botol dilewatkan atau diletakkan pada ruang panas dari alat pemasang segel sampai segel plastic terpasang rapat.