Waspada Serangan Kutu Pada Ayam Petelur


Bila anda ke kandang dan menyaksikan banyak ayam petelur yang kerap menggaruk-garukkan paruhnya ke bagian sayap atau tubuh lainnya, anda perlu waspada. Karena besar kemungkinan banyak kutu pada tubuh ayam-ayam petelur tadi.Ayam yang terkena kutu atau gurem terlihat tidak tenang,selalu gelisah karena terganggu oleh gigitan kutu ataugurem, sehingga nafsu makan berkurang, yang selanjutnya akan diikuti dengan menurunnya pertumbuhan dan produksi telur.

Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa gangguan kutu pada ayam petelur dapat menurunkan produksi telur sebesar 3-5%. Angka penurunan produksi telur tersebut terkesan kecil. Namun bila dihitung untuk kurun waktu tertentu, maka potensi kerugian yang diderita peternak akibat gangguan kutu tersebut cukup besar.Bagaimana menghitung potensi kerugian akibat gangguan kutu pada ayam petelur tersebut? Caranya sederhana. Misalkan anda memelihara 1.000 ekor ayam petelur. Rata-rata produksi telurnya setiap hari adalah 93% atau sebanyak 930 butir. 

Nah akibat gangguan kutu, produksi telur turun 3% atau 3/100 x 930 butir = 27,9 butir per hari atau sekitar 1,674 kg telur (27,9 butir x 60 gr rata-rata bobot telur/1000 gr). Bila dihitung nilai kerugiannya, maka setiap hari peternak yang memelihara 1.000 ekor ayam petelur dengan rata-rata produksi telur 93% akan mengalami kerugian sebesar Rp 25.110 (dengan asumsi harga telur Rp 15.000 per kg) atau sekitar Rp 25,11 per ekor. Anjuran untuk melakukan pengendalian kutu pada ayam petelur ialah setiap 20 minggu sekali. Maka bila peternak tidak melakukan pengendalian dan terjadi gangguan kutu, maka selama 20 minggu (140 hari), peternak akan mengalami kerugian sebesar Rp 3.515 per ekor. Padahal biaya pengendalian kutu pada ayam petelur hanya memerlukan biaya paling mahal Rp 500 per ekor. Tentu kita akan memilih mengeluarkan Rp 500 per ekor daripada kita kehilangan (rugi) Rp 3.525 per ekor selama 20 minggu.


Kita dapat mengusir dan memusnahkan kutu dengan melakukan sanitasi dan penyemprotan kandang menggunakan larutan insektisida secara teratur. Sementara pengobatan pada ayam yang terserang kutu dapat dilakukan dengan pemberian bedak khusus,yang biasa dipergunakan untuk mengusir kutu hewan piaraan seperti anjing atau kucing. Daun jeruk atau daunsereh yang ditaruh dalam sarang, menurut pengalaman masyarakatpedesaan, dapat juga mengusir kutu.

Secara tradisional peternak ada juga yang melakukan pembasmian kutu dengan penyemprotan atau pencelupan ayam menggunakan larutan yang terdiri atas campuran air, diterjen, sevin/antipar, dan bubuk belerang halus. Namun, cara ini dirasakan cukup merepotkan dan memerlukan banyak waktu serta tenaga. Karena itu, banyak peternak yang tidak melakukan semprot kutu karena repot. Akibatnya, ternak ayamnya terserang kutu.

Untuk mengatasi hal tersebut, dengan penemuan obat anti kutu, peternak dapat melakukan pembasmian kutu melalui air minum. Suatu cara pembasmian kutu yang sangat mudah dilakukan oleh peternak di mana saja. Peternak tinggal menyediakan bahan/obat anti kutu, menghitung kebutuhan bahan dan air minum, maka pembasmian kutu pun dimulai. Sederhana dan mudah bukan?

Untuk melakukan pembasmian kutu pada ternak ayam petelur melalui air minum, kita memerlukan obat anti kutu yang kandungan zat aktifnya adalah "ivermectin". Zat aktif ivermectin ini sudah dikenal luas sebagai obat pembasmi kutu pada ternak ruminansia dan non ruminansia besar dengan aplikasinya melalui injeksi.Namun untuk ternak ayam petelur, ivermectin dapat diaplikasikan melalui air minum.

Bagaimana cara mengaplikasikan Ivermectin ke dalam air minum ayam petelur secara akurat? Pertama kita perlu ketahui terlebih dahulu bahwa dalam setiap 1 ml obat kutu Ivermectin terdapat kandungan zat aktif ivermectin 10 mg. Sementara itu dosis anjuran penggunaan ivermectin untuk ayam petelur adalah 0,4 mg untuk setiap 1 kg berat badan ayam. Oleh karena itu, setiap 1 ml obat kutu cukup untuk 25 kg berat badan ayam (10 mg dibagi 0,4 mg dikali 1 kg = 25 kg berat badan ayam).

Kedua, hitung jumlah populasi ayam petelur yang kita pelihara dan dikalikan rata-rata berat badan per ekornya, sehingga didapat total berat badan ayam. Misalkan kita memelihara 2.500 ekor ayam petelur dengan berat badan rata-rata 2 kg per ekor, maka total berat badan ayam adalah 5.000 kg. Dengan demikian, kita membutuhkan 5000 kg/25 kg x 1 ml obat kutu = 200 ml obat kutu (atau 2 botol obat kutu ukuran @ 100 ml).

Ketiga, hitung kebutuhan air minum untuk ternak ayam petelur dengan mendasarkan pada kebutuhan pakan. Kebutuhan pakan untuk ayam petelur dengan berat badan rata-rata 2 kg adalah 120 gram per ekor/hari. Kebutuhan air minumnya adalah 2,5 kali dari kebutuhan pakan, atau 300 ml per ekor. Untuk ternak ayam petelur sebanyak 2.500 ekor diperlukan air minum sebanyak 2.500 x 300 ml/1000 = 750 liter.

Selanjutnya, campurkan 2 botol obat kutu (@ 100 ml) ke dalam 750 liter air minum dan berikan kepada ternak ayam petelur sesuai dengan frekwensi pemberian air mninum setiap harinya. Campuran 200 ml obat kutu dalam 750 liter air minum ini cukup untuk melakukan pembasmian kutu (gurem) pada peternakan ayam petelur dengan populasi ayam sebanyak 2.500 ekor.

Selamat mencoba!

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya