Burung Walet

Walet merupakan jenis burung yang telah banyak dibudidayakan masyarakat karena sarang burung walet mempunyai daya jual tinggi. Walet adalah buarung yang hidupnya secara berkelompok atau berkoloni. Jumlah anggota kelompok walet berbeda-beda, tergantung besar kecilnya tempat tinggal. Semakin besar tempat tinggalnya maka semakin besar pula anggota kelompoknya. 

Sarang terbuat dari air liur walet, bertempat di gua-gua yang sekelilingnya berupa hutan lebat karena walet menyukai tempat yang lembab dan tidak jauh dari air. Indonesia sangat cocok untuk budidaya walet karena mempunyai curah hujandan ikllim yang ssesuai untuk peertumbuhannya dan dapat menunjang terjadinya siklus kehidupan yang terus menerus sepanjang tahun.

Walet dibedakan berdasarkan ukuran tubuh, warna kulit dan bahan yang dipakai untuk membuat sarang .Ada 6 jenis spesies walet : 
  • Walet sarang putih (Aerodramus fuchipagus), 
  • Walet sarang hitam (Aerodramus maximus), 
  • Walet sarang lumut (Aerodramus vanikorensi), 
  • Walet gunung (Aerodramus brevirostris), 
  • Walet sapi (Collocalia esculenta), 
  • Walet besar (Hydrochous gigas ), 
Keenam jenis spesies walet tersebut sesuai hidup dengan iklim tropis di Indonesia.

Pemilihan Bibit

Telur yang baik untuk digunakan sebagai bibit walet memppunyai ciri-ciri berwarna putih kemerahan, kerabang telur tidak tergores atau retak, jika diteropong, tampak pembuluh darah yang bersinambungan dan telur yang berumur 10 -13 hari berwarna putih keabu-abuan dengan embrio tampak jelas bergerak-gerak. Telur yang memenuhi persyaratan untuk ditetaskan berbentuk bulat panjang dengan ukuran (2 x1,4) cm dengan bobot 2 g.

Perkandangan

Di habitat aslinya, walet hidup di goa-goa, bawah jembatan atau rumah-rumah tua. Namun untuk budi daya, biasanya kandang waler berupa gedung yang didesain sesuai dengan llingkungan hidup walet agar walet hinggap, menetap dan bersarang di dalamnya..

Suhu yang ideal untuk sarang walet berkisar antara 28 - 29 o C, suhu yang terlalu rendah tidak disukai walet, sedangkan suhu yang terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap pola produktivitas.Dan kelembaban yang diperlukan 89 - 90 %.

Untuk menjaga agar kelembaban dan suhu dapat dipertahankan maka perlu dilakukan antara lain (a) diberi kolam atau saluran-saluran air, berukuran panjang 4,35 m dan lebarnya 1,4. Tujuan untuk menciptakan uap air yang berupa embun dari sirkkulasi air tersebut.(b) melapisi plafon dengan sekam setebal 20 cm, (c) menutup rapat pintu, jendela dan lobang yang tidak terpakai, (d) pada lobang keluar masuk, diberi penangkal sinar yang berwarna hitam. Dengan demikian, keadaan di dalam rumlah walet akan leabih gelap karena suasana gelap sesuai dengan habitat aslinya sehingga leabih disenagi walet.

Tata Laksana

Setelah menetas anak wallet membutuhkan pemeliharaan secara intensif karena walet merupakan hewan altrical, yaitu kelompok satwa burung yang tidak dapat mencari pakan sendiri setelah menetas. Ketika menetas, anak walet dalam keadaan gundul , tidak berbulu, dan sangat lemah. Oleh karenanya, perlu ketelitian dan ketekunan dalam perawatan. Pakan yang diberikan beruiopa telur semut (kroto), diberikan tiga kali sehari dengan cara disuapi. Selama 2-3 hari,anak walet perlu mendapatkan pemanasan tambahan yang stabil dan intensif sehingga tidak perlu dikeluarkan dari mesin tetas..

Pemberian Pakan

Setiap hari , walet dapat mengonsumsi pakan sekitar 500 jenis serangga yang berukuran 0,2 -2,5 mm.Pakan tsb dapat diperoleh di daerah persawahan, kebun dan lahan yang ditumbuhu tanaman. Serangga alampun disenangi seperti lebah, kumbang, laron, nyamuk, lallat buah dan kutu gaplek.

Untuk mengatasi kekurangan pakan walet pada musim kemarau, maka perludilakukan memberikan makanan tambahan dengan cara menumpuk gaplek disekitar tempat tinggal waler, menanam tanaman tumpang sari untukmemikat serangga, menumpuk buah-buahan busuk, dan membuat kolam di pekarangan.

Pembibitan

Setelah kawin dan menghasilkan telur, tellur dipilih yang baik dan steril untuk ditetaskan. Penetasan telur dapat dilakukan berbagai cara : 
  • Menitipkan telur alet pada sarang seriti, 
  • Penetasan pada sarang buatan , 
  • Penetasan dengan mesin tetas
Pemeliharaan kesehatan

Pemeliharaan dilakukan dngan menjaga kebersihan rumah burung walet. Kotoran walet dibersihkan dan dikumpulkan dalam karung. Hama atau predator yang sering menyerang walet seperti : Kecoa, Semut, tikus suka memakan telur, anak walet.

Panen dan Hasil panen

Hasil panen dari peternakan walet berupa sarang yang terbuat dari air liur walet. Konon, sarang walet diyakini dapoat digunakan sebagai penambah tenaga dan melancarkan operedaran darah. Waktu panen sebaiknya pada siang hari sekitar jam 09.00 - 15.00, yaitu pada saat burung walet sedang mencari pakan.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya