Rusa (Cervus timorensis)
Di Indonesia rusa (Cervus timorensis) merupakan hewan yang dilindungi karena baru sebagian kecil sja yang telah dibudidayakan secara intensif sehingga cenderung sebgai hewan langka akibat perburuan yang dilakukan secara terus menerus tanpa memperhatikan keseimbangn ekosistemnya. Rusa merupakan hewan mamalia ruminansia, dengan lambung berkamar-kamar, hewam berjari genap, berkuku, mempunyai 32-34 gigi, dantidak mempunyai gigi seri bagian bawah yang dimanfaatkan oleh manusia sebagai sumber daging dan kulit. Tubuhnya kecil, dagu dan perutnya berwarna putih, serta ekornya berbulu berjambak. Rusa jantan disebut stag, hart, atau bucks, tergantung spesiesnya. Sementara rusa betina disebut hinds atau does. Rusa muda disebut fawns .
Rusa hidup secara berkelompok dan berkumpul untuk merumput bersama, tetapi rusa betina yang bunting akan lebih suka beristirahat daripada mencari makan. Beberapa saat setelah dilahirkan, anak-anak rusa akan segera berdiri, menyusu pada induknya, dan hidup berkelompok dengan induknya. Anak rusa baru berpisah dari induknya setelah berumur 1 - 4 tahun.
Tanduk rusa hanya tumbuh pada jantan saja. Tanduk terbentuk dari jaringan tulang (pedicel) yang berawal dari bungkul di kepala , berkembang dan dibungkus oleh velvet yang dihubungkan dengan pembuluh darah. Setelah 3-5 bulan, pertumbuhan tanduk telah sempurna dan velvet megnering serta luruh. Setelah musim kawin, tanduk ini akan tanggal dan tumbuh anduk yang barulagi. Tanduk rusa digunakan untuk berkelahi di antara rusa-rusa dan untuk mempertahankan diri dari predator.
Bangsa - bangsa.
Rusa bawean (Cervus kuhlii), rusa ini hidup liar di Pulau Bawean, termasuk hewan langka. Jantan bertanduk dan baru tumbuh setelah berumur 2 tahun. Rata-rata berat badannya dapat mencapai 45 kg . Rusa ini termasuk mudah dalam beradaptasi pada hijauan pakannya.
Rusa sambar (cervus unicolor), warna kulit rusa ini hitam kecokelatan, hidungnya berwarna gelap, basah tebal, dan ekornya panjang. Berat badan rusa betina dewasa menacapai 40 kg dan jantan 45 kg.
Rusa timor (Cervus timorensis), warna kulit rusa ini cokelat kemerahan, pada jantan lebih gelap dan bulu leabih kasar. Berat badannya menacapai 60 kg, mempunyai daya adaptasi yang sangat tinggi dan dapat hidup di hutan yang lebat.
Rusa totol. Warna tubuhnya belang cokelat dan putih, ukuran tuabuhnya relaif besar. Jantan memiliki tanduk, sedangkan betina tidak. Jenis ini yang memiliki potensi baik untuk diternakan
Tatalaksana Pemeliharaan
Pemilihan bibit, bibit rusa jantan memiliki tinggi 90 - 100 cm dengan berat mencapai 130 kg. Bibit betina lebih kecil daripada jantan dengan berat mencapai 90 kg. Bakalan dipillih yang berkaki kuat dan tegap, kurang agresif, mudah diternakkan. Warna bulu tubuh cokelat kemerahan dan ekor sepanjang 15-30 cm. Pemilihan rusa untuk indukan didasarkan pada pengelolaan habitat, reproduksi, pakan dan perilaku masyarakat. Masa reproduksi usa mulai umur 2 - 12 tahun.
Perkandangan, sejauh ini ,pembudidayaan rusa tidak dilakukan di dalam kandang melainkan di alam terbuka. Rusa merupakan hewan yang mudah aberadaptasi dengan habitatnya, terutama hidup baik di hutan-hutan yang lebat dan padang rumput. Bahkan, sering terjadi rusa menanggalkan tanduknya di hutan yang lebat.
Pemberian pakan, Rusa sangat memilih dalam hal makanan. Makanan yang dsukainya beupa daun-daunan, tunas, ranting pada semak belukar, dan rumput-rumputan sesuai dengan habitatnya. Rusa termsuk binatang ruminansia sehingga pakannya harus mengandung selulosa, hemiselulosa sekitar 40 % dari berat kering, serta karbohidrat yang larut dalam air sekitar 25 %. Rusa lebih efisien dalam penggunaan pakan untuk dirubah menjadi daging dibandingkan dengan ternak domba dan sapi. Selain itu, rusa juga cenderung tahan terhadap serangan penyakit
Rata-rata kebutuhan air untuk rusa yang sedang dalam pertumbuhan yaitu 3 liter per hari dan untuk induk bunting 4,5 - 6,6 liter perhari sampai umur kebuntingan 5 bulan. Limbah pertanian, seperti jeami, daun teabu, kulit pisang dan kulit ketela pohon cukup baik jika digunakan sebagai bahan pakan bagi rusa..
Pemeliharaan kesehatan, jenis penyakit yang sering menyerang rusa yaitu panarithium, terjadi pada musim hujan dan menyerang hewan yang berumur 1 - 3 tahun. Akibat serangan penyakit ini, apat menyebabkan kematian hingga 15 %. Kembung juga sering menyerang pada rusa, kembung disebabkan karena perubahan pakan, sering terjadi hamper pada semua umur hewan. Endo parasit (terutama cacing) menyerang pada hewan muda, Sementara dermatitis (kudis) menyerang hamper pada semua umur hewan.
Panen dan Hasil Panen, Rusa dipelihara untuk diambil dagingnya karena daging rusa terkenal mengandung kadar kolesterol yang rendah. Selain itu, pemeliharaan rusa juga akan menghasilkan tanduk dan kulit. Untuk diambil dagingnya, rusa dapat dipanen pada umur 3 - 4 tahun.