Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Lada
Dalam pengendalian hama dan penyakit pada tanaman lada perlu diperhatikan dalam budidaya lada yang efisien dan ramah lingkungan meliputi:
Penanaman tanaman penutup tanah.
Menanan penutup tanah dapat menghambat aliran permukaan dan mempercepat penyebaran penyakit, sehingga merupakan pengendalian hama terpadu yang ramah lingkungan dan berkesinambungan.
Pemilihan Bahan Tanaman
Bahan tanaman yang digunakan dipilih dari tanaman yang sehat karena bahan tanaman dapat merupakan sumber inokulum bagi hama penyakit lada dan dapat menjadi sumber penyebaran ke daerah yang masih baru.. Selain itu varietas yang digunakan juga harus dipilih varietas yang resisten terhadap penykit dan hama.
Penggunaan tajar dan pemanfaatan biomas pangkasan
Penggunaan tajar hidup seperti dadap cangkring /Gliricidae sangat dianjurkan karena lebih efisien dalam penggunaan pupuk. Biomas hasil pangkasan tajar bila dibenamkan dalam tanah akan meningkatkan kesuburan tanah, merangsang pertumbuhan dan perkembangan mikroorganisme tanah yang bermanfaat. Akan lebih baik apabila disertai dengan pupuk kandang sehingga proses pembusukan lebih cepat dan dapat mernghambat perkembangan patogen berbahaya di dalam tanah.
Pembuatan Saluran drainase
Saluran drainase diperlujkan agar tidak ada air yang tergenang di dalam kebun, karena air yang tergenang merupakan media yang baik bagi pertumbuhan dan perkembangan patogen Busuk Pangkal Batang.
Pemangkasan bagian tanaman lada.
Pemeliharaan tanaman lada meliputi pemangkasan/pembuangan sulur cacing dan sulur gantung yang tidak berguna. Bekas pangkasan tersebut ditutup dengan ter atau insektisida agar tidak menjadi jalan masuk untuk hama penggerek batang. Dengan memangkas sulur cacing dapat mregurangi kemungkinan terinfeksinya tanaman lada opleh P. Capsici dari tanah.
Pemupukan
Pemupukan tanaman lada bertujuan meningkatkan produksi dan kesehatan tanaman. Dalam pemupukan harus diperhatikan dosis, komposisi dan saatr aplikasinya. Pupuk organik juga diperlukan disamping pupuk inorganik, seperti pupuk kandang atau sisa tanaman. .
Pengendalian hayati
Pengendalian penyakit BPB dapat dilakukan dengan pemberian kotoran ternak dicampur alang-alang dan agen hayati T. Harzianum. Aplikasi pupuk kandang/bahan organik dapat dilakukan bersama-sama dengan aplikasi alang-alang dan agen hayati T. Harzianum untuk menekan terjadinya serangan P.capsici, bakteri Pasteria penetrans untuk menekan nematoda patogen penyakit kuning.
Pemberian bahan organik harus dibenamkan ke dalam tanah di bawah tajuk tanaman, agar berfungsi sebagai sumber nutrisi bagi tanaman, menggemburkan tanah dan meningkatkan populasi mikroorganisme antagonis. Alang-alang sebagai sumber bahan organik dapat digunakan sebagai penutup tanah untuk mengendalikan penyakit kuning. Sedangkan untuk mengendalikan BPB, maka pemberiannya harus dibenamkan. Pengendalian penyakit kuning dengan aplikasi bakteri P. Penetrans akan lebih efektif bila diikuti dengan pemberian bahan organik.
Penyiangan terbatas
Penyiangan terbatas "bobokor" hanya dilakukan di sekitar tanaman lada sebatas kanopi tanaman. Untuk meningkatkan populasi musuh alami (parasitoid) hama penggerek batang sebaiknya dilakukan penanaman tanaman sela atau tanaman penutup tanah yang banyak berbunga , sehingga dapat dapat mengkonservasi parasitoid dan menghambat penyebaran pathogen BPB pada musim hujan.
Pengendalian agen hayati dan konservasinya.
Pabila varietas yang ditanam rentan terhadap serangan penyakit kuning atau BPB maka agen hayati pengendali pathogen tersebut diaplikasikan sejak awal penanaman lada, diikuti pemberian bahan organic/sisa tanaman atay potongan alang-alang secara berkala.
Membuat pagar keliling.
Pengendalian secara mekanis terhadap hama dan patogen penyakit dilakukan dengan memotong bagian tanaman yang terserang ringan atau memusnahkan tanaman yang terserang berat. Pengendalian menggunakan pestisida kimiawi dilakukan pada saat populasi hama atau intensitas serangan patogen penyakit tinggi. Setelah itu diikuti dengan aplikasi pengendalian secara hayati menggunakan musuh alami.
Sumber : Pedoman Teknis Budidaya Lada (Good Agricultural Practicwes /GAP), Departemen Pertanian RI, Direktorat Jenderal Perkebunan,Jakarta, 2007.