Perawatan Tanaman dan Pemeliharaan Tajar Pada Tanaman Lada

Tanaman lada merupakan tanaman tahunan yang tumbuh memanjat, sehingga diperlukan penanaman tajar atau tiang panjat hidup. Tiang panjat hidup ini harus dipersiapkan terlebih dahulu sebelum penanaman lada.

Penanaman Tajar/Tiang Panjat Hidup: Jenis tajar yang disarankan adalah gamal (Glyricidia naculata HBK) dan dadap cangkring (Erythrina fussca Lour). Tanaman gamal dan dadap cangkring pada umumnya diperbanyak melalui stek batang. Panjang stek 2 m, diameter 5 cm (tidak terlalu tua dan juga tidak terlalu muda). Stek ditanam ± 10 cm di sebelah barat lubang tanam, dengan mentancapkan pangkalnya sedalam 30 cm.

Penanaman Lada: 

Stek 7 ruas yang telah berakar dapat langsung dim tanam dengan cara: Stek diletakkan miring (30º-45º) ke arah tajar, 4 (empat) ruas stek bagian pangkalnya (tanpa daun) dibenamkan ke dalam tanah, sedangkan 3 (tiga) ruas sisanya (berdaun) disandarkan dan diikat pada tajar. Kemudian tanah di sekeliling stek dipadatkan. Bila mrnggunakan bibit lada dalam polybag, kantong polybag harus dibuang terlebih dahulu. Setelah ditanam, bibit tersebut harus dilindungi dari teriknya sinar matahari. Naungan yang mudah diperoleh adalah alang-alang atau tanaman hutan lainnya yang tahan lama. 

Setelah tanaman tumbuh kuat, pelindung dapat dibuang. Pada daerah dengan curah hujan rendah, penyiraman bibit yang baru ditanam diperlukan selama 5-9 bulan. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi, perlu dibuar saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan air hujan. Pada saat masih muda, tanaman lada dapat ditanam bersama dengan tanaman lain yang memerlukan pemeliharaan minimum dan menguntungkan secara ekonomis.

Pemeliharaan tanaman Lada: 

Agar tanaman lada mempunyai bentuk kanopi yang baik, diperlukan pemangkasan tanaman lada. Pangkas bentuk tanaman lada pertama kali dilakukan pada umur 6 bulan setelah tanam. Pangkas kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 1 (satu) tahun, dan selanjutnya dilakukan apabila tanaman telah mencapai puncak tajar (3.5 meter) . Sulur yang tidak berguna (sulur cacing dan sulur gantung) harus dibuang. Sulur panjat yang masih muda harus diikatkan ke tajar. Pembuaaaaaangaan sebelum waktunya harus dibuang untuk mendorong pertumbuhan vegetatif tanaman lada. Pada radius 60 cm di sekitar pangkal batang tanaman lada harus disiang bersih. Bila dijumpai tanaman terserang penyakit, maka maka tanaman sakit tersebut harus dimusnahkan. Tanah bekas tanaman tersebut disiram dengan bubur bordo kemudian diberi Trichoderma. Selanjutnya setelah berumur 6 (enam) bulan dapat dilakukan penyulaman.

Pemeliharaan Tajar.

Pemangkasan tunas -tunas tajar: Pada tahun pertama tunas-tunas tajar dibuang, kemudian pada tahun kedua dilakukan pemangkasan 2 kali/tahun untuk tajar dadap cangkring, sedangkan untuk gliricidia 3 kali/tahun. Selanjutnya pemangkasan dilakukan 7-10 hari sebelum pemupukan tanaman lada agar tidak terjadi kompetisi hara dan memaksimalkan masuknya sinar matahari. Pemangkasan tajar selanjutnya dilakukan minimal 2 (dua) kali setahun.

Pengikatan Sulur Panjat dan Pembentukan Kerangka Tanaman: Sulur lada yang telah disandarkan pada tajar diikat agar melekat pada tajar. Agar terbentuk 3 (tiga) sulur panjat baru, tanaman lada perlu dipangkas. Sulur baru yang tumbuh tersebut kemudian dilekatkan pada tajar dengan cara mengikatkannya ke tajar. Tanaman yang telah mencapai 8-9 buku dari permukaan tanah atau berumur ± 6 bulan setelah tanam dilakukan pemangkasan pada ketinggian 25-30 cm dari permukaan tanah (di atas 2 buku yang telah melekat kuat pada tajar). Pemangkasan berikutnya dilakukan apabila telah mencapai 7-9 buku (± 3 bulan) yaitu pada buku yang tidak mengeluarkan cabang buah. 

Selanjutnya dilakukan pemangkasan rutin sampai umur produkti 2 (dua) tahun.untuk memacu pembentukan percabangan produktif yang lebih banyak dan membentuk kerangka tanaman menjadi bagus. Hasil pemangkasan tersebut dapat digunakan sebagai sumber nahan tanaman. Pembungaan yang terjadi sebelum 2 tahun sebaiknya dibuang karena akan mengganggu pertumbuhgan vegetatrif tanaman yang akan mengakibatkan tanaman tidak dapat berproduksi optimal. Tanamkan dibiarkan berbunga setelah berumur 2 tahun atau lebih. Apabila terdapat tanaman yang terserang penyakit terutama busuk pangkal batang (BPB) maka tanaman tersebut harus dimusnahkan dengan car bdibakar di tempat.

Pemangkasan Sulur Gantung dan Sulur Cacing/ Tanah.

Sulur gantung adalah sulur panjat yang tumbuhnya tidak melekat pada tajar karena tidak dilakukan pengikatan, sehingga tumbuh menggantung. . Sulur tersebut harus di selalu dibuang/ dipangkas karena sulur tersebut tidak produktif, akan tetapi ikut menguras nutrisi/makanan. Sulur cacing atau sulur tanah adalah sulur panjat yang tidak melekat pada tajar dan tumbuh menjalar di permukaan tanah. Sulur ini menghalangi sinar matahari dan sirkulasi udara, sehingga perlu dipangkas atau diikat untuk mengurangi kelembaban pangkal batang yang dapat memicu berjangkitnya penyakit pangkal batang.

Sumber: Pedoman Teknis Budidaya Lada (Good Agricultural Practices /GAP). Departemen Pertanian RI, Direktorat Jenderal Perkebunan, 2007.

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya