Nutrisi Dalam Pembuatan Hidroponik

Dalam budidaya hidroponik, kita hanya memerlukan satu jenis pupuk saja, yang kita kenal dengan nutrisi hidroponik. Nutrisi hidroponik biasa dikemas menjadi dua bagian A dan B. Kita tidak perlu menambah jenis pupuk yang lain, karena dalam satu kemasan pupuk hidroponik sudah mengandung unsur-unsur hara yang dibutuhkan tanaman (setiap merk/produk nutrisi memiliki komposisi/formulasi berbeda-beda).

Dalam menentukan komposisi nutrisi hidroponik, penghitungan kadar masing-masing unsur hara sangat diperhatikan, agar sesuai dengan kebutuhan tanaman. Karena pada dasarnya, tanaman memerlukan kadar yang berbeda-beda untuk setiap jenis unsur hara. Unsur-unsur ini akan berubah menjadi racun (toksik) jika terjadi kekurangan ataupun kelebihan.


Secara umum, kebutuhan unsur hara pada tanaman dibedakan menjadi 2 macam yaitu unsur makro dan unsur mikro.

Unsur Makro

Unsur makro adalah unsur-unsur hara yang diserap tanaman dalam jumlah besar. Gejala kekurangan ataupun kelebihan pada unsur ini sangat terlihat pada tanaman. Dalam budidaya konvensional, sering kita kenal dengan pupuk NPK, yang merupakan pupuk wajib bagi tanaman. Ada 6 unsur yang termasuk dalam unsur makro (N, P, K, Ca, Mg, S).

N (Nitrogen)

Berperan besar dalam pembentukan klorofil, protein, dan asam amino. Sangat dibutuhkan dalam jumlah besar, khususnya pada masa vegetatif.

Kekurangan: Daun menguning (kurang klorofil) kemudian mengering dan rontok. Pertumbuhan lambat, kerdil, dan pucat/lemah.

Kelebihan: Daun menjadi berwarna lebih gelap (hijau tua) dan tumbuh sangat lebat, sulit/lambat memproduksi bunga (masa generatif). Mudah terserang penyakit.

P (Fosfor)

Berperan dalam produksi gula, enzim, protein, dan ATP (energi). Memiliki peran besar dalam pembentukan bunga dan buah, serta pertumbuhan akar.

Kekurangan: Warna daun menjadi gelap dan tepi daun menjadi kuning/cokelat. Pertumbuhan lambat dan tanaman menjadi kerdil.

Kelebihan: Penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan seng(Zn) terganggu.

K (Kalium)

Berperan dalam mengatur proses fisiologi seperti fotosintetis, transportasi karbohidrat , membuka menutupnya stomata, distribusi air dalam jaringan dan sel.

Kekurangan: Daun paling bawah menjadi kering atau ada bercak hangus, daun menggulung ke bawah. Tanaman menjadi rentan terhadap penyakit.

Kelebihan: Penyerapan Ca dan Mg terganggu, sehingga pertumbuhan tanaman akan terhambat.

Ca (Kalsium)

Berperan dalam pembentukan dinding sel.

Kekurangan: Bentuk daun berubah , mengeriting , dan akhirnya rontok.

Kelebihan: (sulit diketahui)

Mg (Magnesium)

Berperan dalam pembentukan klorofil dan enzim di dalam tanaman.

Kekurangan: Muncul bercak-bercak kuning pada daun tua (daun muda akan tetap tumbuh berwarna hijau).

Kelebihan: (jarang ditemui)

S (Sulfur/Belerang)

Berperan dalam sintesis protein, penyerapan air, pembentukan buah & biji.

Kekurangan: Daun muda menjadi tampak menguning, akibat sistesis protein yang lambat.

Kelebihan: Pertumbuhan lambat, daun mengecil.

Unsur Mikro

Unsur mikro adalah unsur-unsur hara yang diserap tanaman dalam jumlah kecil. Walaupun dibutuhkan hanya dalam jumlah kecil, tetapi unsur-unsur ini tetap harus ada, dan akan mengganggu proses pertumbuhan jika unsur-unsur ini tidak tersedia.

Fe (Besi)

Berperan dalam proses pembentukan protein dan klorofil.

Kekurangan: Daun menguning, dan daun muda berwarna pucat karena kurang klorofil.

Kelebihan: (jarang ditemui)

B (Boron)

Berperan dalam proses pembentukan, pembelahan dan diferensiasi sel.

Kekurangan: Daun berwarna lebih gelap, tebal, dan mengkerut. Pertumbuhan lambat.

Kelebihan: Ujung daun kuning dan mengalami nekrosis (mengering).

Mn (Mangan)

Berperan dalam sintesis klorofil, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, pembentukan oksigen dalam proses fotosintesis.

Kekurangan: Daun menguning, pembentukan bunga terganggu.

Kelebihan: Berpengaruh (mengurangi) pada ketersediaan zat besi (Fe).

Zn (Seng)

Berperan sebagai aktivator pada beberapa enzim, pembentukan klorofil dan membantu proses fotosintesis.

Kekurangan: Pertumbuhan lambat, daun kecil dan mengerut.

Kelebihan: Berpengaruh (mengurangi) pada ketersediaan zat besi (Fe).

Mo (Molybdenum)

Berperan dalam fiksasi nitrogen.

Kekurangan: Daun mengecil dan berwarna kuning.

Kelebihan: Daun menguning (jarang ditemui).

Cu (Tembaga)

Berperan sebagai aktivator pada beberapa enzim. Juga berperan dalam proses fotosintesis dan respirasi.

Kekurangan: Daun berwarna hijau kebiruan, tunas daun menguncup dan tumbuh kecil, pertumbuhan bunga terhambat.

Kelebihan: Tanaman tumbuh kerdil, pembentukan akar terhambat dan berwarna gelap.

Co (Cobalt)

Berperan dalam fiksasi nitrogen pada tanaman kacang-kacangan (legume).

Kekurangan: (jarang ditemui)

Kelebihan: (jarang ditemui)

Yang membedakan antara pupuk konvensional dengan pupuk hidroponik adalah kandungan unsur hara di dalamnya.

Pada pupuk konvensional, unsur hara yang terkandung hanya tertentu saja (sesuai yang disebutkan pada label kemasan). Misalnya pupuk NPK, hanya mengandung unsur N, P, K saja.

Hal ini dikarenakan, di dalam tanah sudah mengandung berbagai unsur-unsur hara (makro maupun mikro), hanya saja kita tidak tahu berapa jumlah dan perbandingan tiap unsur. Sehingga biasanya rekomendasi pemupukan pada budidaya konvensional biasanya didasarkan pada gejala yang muncul pada tanaman. Setelah diketahui gejala yang tampak, baru kemudian ditentukan pupuk apa yang perlu diberikan.

Sedangkan pada pupuk hidroponik sudah mengandung unsur hara lengkap makro maupun mikro (perbandingan & komposisi berbeda tiap merk atau produsen).

Postingan populer dari blog ini

Klasifikasi dan Morfologi Walang Sangit (Leptocorisa Acuta Thunberg)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Ketumbar (Coriandrum sativum L.)

Tanaman Hias di Halaman Rumah dan Manfaatnya